1. Yang termasuk dari akibat cidera sumsum tulang belakang adalah
1. Hiperfleksi
2. Hiperekstensi
3. Kompresi
4. Rotasi tulang belakang
2. Di bawah ini adalah kerusakan pada sumsum tulang belakang, kecuali
a. Memar
b. Kontusio
c. Kerusakan melintang
d. Dislokasi
3. Kelainan sekunder sumsum tulang belakang dapat disebabkan karena hipoksia dan iskemia, yang disebabkan oleh iskemia antara lain :
1. Hipotensi
2. Oedema
3. Kompresi
4. Hipertensi
4. Gejala yang ditimbulkan dari trauma tulang belakang adalah
a. Hipotensi, oedema, kompresi
b. Hipotensi, perdarahan perifer
c. Perdarahan perifer, hipotensi, kompresi
d. Oedema, perdarahan perifer, infark di sekitar pembuluh darah
5. Apakah yang dimaksud dengan laserasi medulla spinalis
a. Segmen medulla spinalis yang tertekan oleh hematom
b. Lesi berat akibat trauma tulang belakang secara langsung karena iskemia
c. Lesi berat akibat trauma tulang belakang secara langsung karena tertutup atau peluru yang dapat mematahkan ruas tulang belakang / fraktur atau dislokasi
d. Perdarahan dalam medulla spinalis yang disebabkan oleh hiperekstensi
6. Apa yang dimaksud dengan hematomilia
a. Lesi berat akibat trauma tulang belakang secara langsung karena iskemia
b. Perdarahan dalam medulla spinalis yang berbentuk lonjong dan bertempat di substansia grisea
c. Perdrahan dalam medulla spinalis yang berbentuk lonjong yang disebabkan oleh hipoksia
d. Merupakan sindroma kompresi medulla spinalis karena tumor
7. Deficit sensorik dan motorik yang terlihat adalah terputusnya arteri terutama
1. Radiks T5 atau T6
2. Radiks T6 atau T7
3. Radiks T7 atau T8
4. Radiks T8 atau T9
8. Tanda – tanda terjadinya shock spinal pada kerusakan mendadak sumsum tulang belakang antara lain :
1. Kelumpuhan flasid, refleksi, anesthesia, hipoksia
2. Hilangnya ferfirasi, gangguan fungsi rectum, hipotensi
3. Gangguan fungsi kandung kemih, hipertensi, oedema
4. Anesthesia, refleksia, bradikardia
9. Perawatan untuk mencegah terjadinya dekubitus adalah
a. Melakukan resusitasi dan melakukan control respirasi
b. Melakukan fisioterapi
c. Melakukan latihan pergerakan anggota tubuh dalam posisi netral
d. Pasien disuruh posisi miring kanan atau kiri, terlentang dan telungkup
10. Kerusakan tulang belakang setinggi vertebra lumbal 1 dan 2 dapat mengakibatkan
1. Anestesi ,gangguan fungsi kandung kemih, hipertensi
2. Hipotensi, oedema, bradikardia, kelupuhan flasid
3. Miksi, gangguan fungsi defekasi, hipotensi
4. Hilangnya reflek anal, impotensi, gangguan fungsi defekasi
11. Yang diklasifikasikan cedera medulla spinalis adalah
1. Kompleks (kehilangan sensasi dan fungsi motorik total)
2. Kehilangan fungsi bulkokofermasa
3. Non komplek (campuran kehilangan sensori dan fungsi motorik)
4. Gangguan fungsi defekasi
12. Sebutkan etiologi dari cedera medulla spinalis
a. Kecelakaan, terjatuh
b. Luka tusuk, luka tembak
c. Kecelakaan mobil
d. Semua benar
13. Yang menyebabkan cedera medulla spinalis akut adalah
1. Serabut saraf membengkak
2. Kontusia atau robekan akibat cedera
3. Merembesnya darah ke ekstradural dan subdural
4. Sirkulasi darah ke medulla spinalis menjadi terganggu
14. Gejala klinis cedera medulla spinalis adalah
1. Paraplegia
2. Tingkat neurologic
3. Penurunan fungsi pernafasan / gagal nafas
4. Takikardia dan bradikardia
15. Untuk mengetahui apa sinar X spinal pada pemeriksaan diagnostic cedera medulla spinalis
a. Menetukan lokasi dan jenis cedera tulang (fraktur atau dislokasi)
b. Menentukan tempat luka atau jejas
c. Mengevaluasi gangguan structural
d. Mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal
16. Yang merupakan komplikasi dari cedera medulla spinalis adalah
1. Ileus paralitik
2. Infeksi saluran kemih
3. Dekubitus
4. Instsabilitas spinal
17. Diagnosa cedera medulla spinalis : nyeri berhubungan dengan . . .
a. Gangguan antononik
b. Penurunan imobilitas
c. Penurunan sensorik
d. Pengobatan imobilitas yang lama
18. Penyebab terjadinya SCI adalah
1. Jatuh dari ketinggian
2. Perdarahan akibat cedera tulang belakang
3. Kecelakaan lalu lintas
4. Fraktur atau dislokasi
19. Untuk mengetahui apakah MRI pada pemeriksaan diagnostic SCI adalah
a. Menetukan temapat luka atau jejas
b. Mengetahui keadaan paru
c. Mengethui dan mengidentifikasi saraf spinal
d. Menunjukkan efektifitas pertukaran gas dan upaya fertilisasi
20. Apa saja penyebab utama kemtian setelah SCI
a. Aspirasi dan syok
b. Kerusakan saraf spinal
c. Dislokasi atau fraktur
d. Tidak efektifitasnya pertukaran gas
e. Tidak efektifnya pertukaran gas
21. Meliputi penggunaan apakah traksi skeletal untuk fraktur servikalis
1. Vinke
2. Cruth field
3. Cord – wellbrace pada tengkorak
4. Kollar leher
22. Dilakukan pemeriksaan apa bila di temui spinal tidak efektif
a. CT scan
b. MRI
c. AFD
d. Sinar X
23. Rencana keperawatn yang dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri
1. Kaji skala nyeri 0 – 5
2. Berikan tindakan kenyamanan
3. Dorong pasien mengguanakan teknik relaksasi
4. Berika obat anti nyeri sesuai instruksi dokter
24. Apa saja yang perlu dikaji dalam SCI
1. Pemeriksaan neurologis penuh
2. Stabilisasi dan monitoring
3. Mekanisme trauma
4. Riwayat penyakit degenerative
25. Tindakan pembedahan pada SCI
a. Laminektomi, laserasi
b. Laserasi, insersi batang otak
c. Insersi batang harington, laminektomi
d. Fusi spinal, insersi batang otak
26. Apa yang dimaksud dengan sindroma TUR
a. Suatu keadaan klinik yang ditandai dengan kumpulan gejala
b. Suatu komplikasi yang paling sering dalam pembedahan urologi endoskopi
c. Merupakan terapi standart dari Benigna Prostat Hipertropi
d. Merupakan reseksi jaringan prostat yang dilakukan secara visual
27. Yang merupakan gejala – gejala TUR syndrome antara lain
1. Sakit kepala, pusing
2. Oedema, hipertensi
3. Bingung, gelisah
4. Nyeri perut, memar
28. Salah satu tanda terjadinya TUR adalah
1. Nafas pendek
2. Nyeri perut
3. Gelisah, bingung
4. Kenaikan dan penuruna tekanan darah
29. Factor utama yang menyebabkan TUR syndrome adalah
1. Circulating overload
2. Hiponatremia
3. Koagulopati
4. Bakterimia dan sepsis
30. Dibawah ini adalah gejala hiponatremia
a. Gelisah, bingung
b. Inkoheren, koma
c. Kejang - kejang
d. Nyeri perut dan memar
31. Cairan irigasi yang sering digunakan pada operasi TUR adalah, kecuali
a. Air steril
b. Glysin 1,2 %
c. Manitol 3 %
d. Glucose 2,5 %
e. NaCl
32. Diet yang dianjurkan pada pencegahan TUR
a. Diet tinggi kalori
b. Diet tinggi garam
c. Diet rendah garam
d. Diet rendah serat
e. Diet tinggi kaloro tinggi protein
33. Etiologi BPH
1. Testis
2. Uretra
3. Usia lanjut
4. Aktivitas
34. Pengertian BPH menurut Jong Wim 1998 adalah
a. Hiperlasia dari kelenjar periurethal yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi sampai bedah
b. Pembesaran jinak kelenjar prostat disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat
c. Hyperplasia kelenjar periurethal yang disebabkan testis dan usia lanjut
d. Pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya proksimal pada sfinkter eksterna
e. Hyperplasia kelenjar periurethal akibat proliferasi sel – sel pada prostat
35. Tanda dan gejal BPH
1. Hilangnya kekuatan pancaran saat miksi
2. Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih
3. Rasa nyeri saat miksi
4. Kejang
36. Komplikasi BPH
1. Hipernatremia
2. Infark jantung
3. Nyeri akut
4. Impoten
37. Diagnose keperawatan yang sering muncul pada BPH
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang BPH
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas
3. Gangguan rasa nyaman nyeri
4. Gangguan pola tidur
38. Data objektif yang didapat pada pengkajian
1. TD meningkat
2. Pasien mengatakan BAB tidak terasa
3. Terpasang kateter
4. Pasien mengeluh sakit pada luka insisi
39. Tanda dan gejala Hifema
a. Nyeri
b. Mual
c. Pusing
d. Mata merah
e. Nafsu makan menurun
40. Pemeriksaan penunjang pada Hifema
1. Laboratorium (fungsi hati, protombin, trombosit)
2. Pemeriksaan visus
3. Pemeriksaan lampu celah
4. Pemeriksaan DL
41. Macam trauma menurut sebabnya
1. Trauma tumpul atau kontusio
2. Trauma radiasi
3. Trauma tajam
4. Trauma listrik
42. Penangan Hifema adalah
a. Pemberian obat – obat yang bisa menghentikan perdarahan dan tetes mata kortisol
b. Kompres dingin 3x sehari
c. Berikan pilokarpin
d. Istirahat dan apabila karena TIO yang disertai dengan glaucoma maka perlu operasi segera
e. Memberikan kacamata
43. Cirri – ciri ular berbisa adalah
1. Bentuk kepala segitiga
2. Gigi taring kecil
3. Bekas gigitan dua luka gigitan melengkung
4. Bekas gigitan luka halus berbentuk lengkungan
44. Sifat bisa ular adalah
1. Neurotoksik
2. Haemotoksik
3. Myotoksin
4. Kardiotoksik
45. Ciri – ciri derajat II pada snake bite adalah
a. Bengkak dengan diameter 1,5 cm
b. Nyeri hebat dalam 24 jam
c. Syok dan distress nafas
d. Bekas gigitan dua taring
e. Pembengkakan minimal
46. Prinsip penanganan korban gigitan ular
1. Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa ular
2. Menetralkan bisa
3. Mengobati komplikasi
4. Insisi luka pada 1 jam pertama
47. Tanda – tanda yang biasa terjadi pada snake bite yang harus di beri andrenalin adalah
1. Laryngospasme
2. Bronchospasme
3. Urtikaria
4. Hipotensi
48. Syok yang bias terjadi pada snake bite adalah
a. Syok kardigenik
b. Syok hemoraghik
c. Syok hipovolemik
d. Syok anafilatik
e. Syok septic
49. Manifestasi klinis pada haemotoksin adalah
1. Kelumpuhan otot pernafasan
2. Hematuri
3. Kesadaran menurun
4. Hematemesis
50. Diagnose yang muncul pada askep trauma mata adalah
1. Resiko terjadinya infeksi
2. Penurunan sensori perceptual atau penglihatan
3. Kurang Pengetahuan atau perawatan
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar